1.
Mahasiswa
mampu menjelaskan manfaat pengembangan diri
2.
Mahasiswa
mampu memahami urgensi pengembangan diri dalam dunia kerja
3.
Mahasiswa
mampu mengembangkan kerja sama.
4.
Mahasiswa
mampu menganalisis hubungan pengembangan diri dengan pengembangan kepribadian.
Mata kuliah pengembangan kepribadian merupakan mata kuliah
umum atau lebih dikenal dengan softskill.
Mata kuliah tersebut termasuk mata kuliah umum yang telah diamanatkan dalam
Undang-undang No. 02 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
ditegaskan kembali pada Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003.
Mata kuliah ini didesain untuk mengembangkan potensi yang
dimilikinya melalui teori-teori kepribadian, sehingga mahasiswa sebagai mahluk
individu dan sosial mampu berprestasi melalui potensi yang dimilikinya.
Teori-teori yang akan diberikan meliputi konsep kepribadian, pengenalan diri,
evaluasi diri, potensi, minat dan bakat, dasar perilaku individu, efektifitas
pribadi, pengembangan diri, kebiasaan efektif, produktif, berpikir positif,
kemampuan adaptasi, keterampilan komunikasi lisan, tantangan dan peluang tenaga
professional, dan jamuan bisnis.
Matakuliah ini ditempuh pada semester IV mahasiswa
Administrasi bisnis Politeknik Negeri Malang dan diselesaikan dalam satu
semester dengan waktu pertemuan 2 sks(2x45menit)/Minggu.
Pengembangan kepribadian sebagai modal dalam menghadapi
dunia kerja saat ini bahwa kita mengatahui penilaian aspek softskill lebih diutamakan dari pada hardskill, sehingga perlu ada pembelajaran dalam pengembangan
potensi yang dimiliki agar lebih siap dalam menghadapi dunia kerja.
Untuk mewujudkan hal tersebut maka pembahasan pengembangan
kepribadian sebagai upaya pengembangan potensinya perlu adanya pembelajaran
yang membahas pengembangan diri untuk mengembangkan potensi yang kita miliki,
meliputi: peranan pengembngan diri dalam pekerjaan, kemantapan peran, arti dan
pentingnya pengembangan, mengembangkan diri dalam jabatan, mengembangkan kerja
sama, dan mengembangkan kepribadian melalui pengembangan diri. Setelah
pembelajaran ini diharapkan mahasiswa mampu untuk memahami dan mempraktikkan
teori-teori kepribadian untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya dan sukses
dalam dunia kerja.
Untuk mengukur
kemantapan peran dari berbagai peran dalam organisasi dan mengambil beberapa
langkah guna meningkatkannya, maka perlu diperhatikan adalah:
1.
Norma pengakuan kecakapan
mengembangkan suasana motivasi kerja.
2.
Motivasi kerja, sebagai sepadan dengan
tantangan yang diberikan oleh pekerjaan kepada seseorang.
3.
Peluang untuk ikut dalam
pengambilan keputusan dalam rangka meningkatkan motivasi kerja.
4.
Motivasi kerja langsung
berhubungan dengan tanggapan terhadap peluang untuk perkembangan dan pertumbuhan
dalam pekerjaan.
5.
Perasaan bahwa seseorang
menyumbang bagi tercapainya tujuan yang lebih besar meningkatkan motivasi.
6.
Pola motivasi seseorang dapat dirubah.
7.
Prestasi langsung menambah kepusan
kerja dan merupakan hasil langsung dari usaha, bukan sebaliknya.
8.
Motivasi kerja seseorang dan
kemampuan untuk berprestasi dapat bertambah dengan pengalaman yang berhasil dan
tugas yang lambat laun makin menantang.
9.
Pada umumnya perilaku, yang
diganjar diperkuat.
10. Promosi berdasarkan kebajikan dan kecakapan menciptakan suasana
motivasi kerja yang tinggi.
11. Promosi hanya memberi motivasi jika pekerjaan yang baru didapat dari
promosi itu memberi tantangan lebih besar.
Jika perannya tidak
memberi kesempatan untuk menggunakan kecakapannya, dan jika seseorang terus
menerus merasa kecewa dalam peran itu, maka efektifitasnya mungkin akan rendah.
Integrasi orang dan peranan terjadi apabila peran dapat memenuhi kebutuhan
orangnya, dan jika orang dapat menyumbang nilai pada peran. Makin banyak kita
mengubah pengambilan peran (menanggapi harapan dari berbagai orang) menjadi
pembuatan peran (mengambil inisiatif dalam merencakan peran itu secara lebih
kreatif dengan cara mengintegrasikan berbagai harapan dari orang lain dan
pemegang peran), kemungkinan suatu peran akan efektif. Efektifitas seseorang
dalam peran di organisasi dapat tergantung dari kemungkinan efektifitasnya
sendiri, kemungkinan efektifitas perannya, dan iklim keorganisasiannya.
Kemantapan pribadi jadi berarti kemungkinan efektifitas seseorang dalam kondisi
individual dan antar pribadi. Kemantapan peran berarti kemungkinan efektifitas
seseorang yang memegang suatu peran tertentu dalam sebuah organisasi.
Kemantapan peran dapat dianggap faktor psikologis yang mendasari efektifitas
peran. Pola prinsipnya, kemantapan peran adalah kemungkinan efektifitas dari
suatu peran.
a.
Integrasi diri dan peran
Tiap
orang mempunyai kekuatan sendiri, yakni dari pengalaman, pendidikan teknis,
keterampilan khusus yang mungkin dimiliki, suatu sumbangan unik yang mungkin
dapat diberikan. Apabila peran seseorang makin banyak memberi peluang untuk
menggunakan kekuatan khusus, maka semakin besar kemantapannya. Hal tersebut
dinamakan keterpaduan orang dan peran.
b.
Proaktifitas
Seseorang
yang memegang suatu peran menanggapi berbagai harapan dari orang-orang dalam.
Oraganisasi tersebut tentang suatu peran. Hal tersebut memberikan kepuasan dan
juga memuaskan orang lain dalam organisasi. Tetapi jika ia juga mengambil
inisiatif untuk memulai sesuatu kegiatan, maka kemantapannya akan bertambah.
c.
Kreatifitas.
Tidak
hanya inisiatif saja yang penting bagi kemantapan, suatu peluang untuk mencoba
cara baru dan tidak konvensional dalam memecahkan persoalan atau suatu peluang
untuk berbuat kreatif juga penting. Jika seseorang merasa harus menjalankan
tugas rutin saja, hal tersebut tidak membantu untuk memantapkan peran lebih
lanjut. Apabila ia merasa bahwa perannya tidak memberinya waktu atau peluang
untuk bertindak kreatif, maka kemantapannya akan menurun.
d.
Konfrontasi
Pada
umumnya, jika orang-orang dalam suatu organisasi menghindar dari masalah atau
menyerahkan masalah kepada orang lain untuk dipecahkan, berarti kemantapan
peran mereka rendah. Kecenderungan umum untuk menghadapi persoalan dan memperoleh
pemecahan yang sesuai menambah kemantapan.
a.
Keterpusatan
Setiap orang yang
bekerja dalam suatu oraganisasi ingin mendapatkan peran penting. Jika
orang-orang memegang peran tertentu menilai peran mereka tidak pokok, atau
tidak penting, maka efektifitas potensial mereka mungkin rendah.
b.
Pengaruh
Suatu konsepsi yang
berhubungan adalah pengaruh atau kekuasaan. Makin besar pengaruh seseorang
dalam peran, makin tinggi kemantapan peran.
c.
Pertumuhan pribadi
Suatu faktor yang secara efektif menyumbang
kepada kemanjuran peran adalah persepsi bahwa peran tersebut memberi peluang
kepada orang untuk tumbuh dan berkembang.
a.
Hubungan antar peran
Hubungan antar peran
diri sendiri dengan peran lainnya dalam organisasi meningkatkan kemantapan.
Jika terdapat usaha bersama untuk memahami masalah menemukan penyelesaian, dan
sebagainya, kemantapan dari berbagai peran yang terlibat mungkin besar dan
orang dianggap mengetahui cara kerja yang efektif.
b.
Hubungan saling bantu
Disamping hubungan
antar peran, peluang bagi orang-orang untuk menerima dan memberikan bantuan
juga meningkatkan kemantapan peran.
c.
Superordination
Superordinasi, suatu peran
mungkin mempunyai hubungan dengan berbagai sstem, kelompok dan
kesatuan di luar organisasi.
Orang-orang
dengan kemantapan peran yang tinggi kelihatannya jarang menanggulangi persoalan
atas kekuatan sendiri. Mereka aktif dan bergaul dengan orang-orang
lingkungannya, berusaha memecahkan masalah, kebanyakan sendiri dan
kadang-kadang dengan bantuan orang lain. Mereka memperlihatkan perilaku positif
dengan pendekatan, mereka puas dengan kehidupan dan pekerjaan serta peran
mereka dalam organisasi, itulah gambaran manajer yang efektif.
Persaingan maupun kerjasama keduanya penting,
karena mereka menjalankan fungsi yang berbeda. Sesungguhnya kerjasama dan
persaingan dapat dipahami sebagai sifat yang saling mengisi. Peragaan berikut
menunjukkan berbagai fungsi persaingan dan kerja sama.
Cara
berpikir strategis dan konsepsional memberi petunjuk agar didahulukan investasi
yang bernilai strategis pula, karena dengan hanya demikianlah keterbatasan yang
dihadapi dalam berbagai bidang dapat semakin cepat teratasi, yang pada
gilirannya akan memperbesar kemampuan berbuat lebih banyak di masa yang akan
datang.
Untuk
lebih jelasnya, berikut ini pengertian tentang pengembangan menurut Moekiyat
dan Kellogg:
“
Pengembangan” adalah: setiap usaha memperbaiki pelaksanaan pekerjaan yang
sekarang atau yang akan datang dengan memberikan informasi, mempengaruhi sikap
atau menambah kecakapan. Dengan kata lain pengembangan adalah setiap kegiatan
yang dimaksudkan untuk mengubah kelakuan yang terdiri dari pengetahuan,
kecakapan dan sikap.(Moekiyat,
1999)
Kellog merumuskan “Pengembangan” sebagai suatu perubahan
dalam orang yang memungkinkan individu bersangkutan bekerja lebih efektif.
Hasil dari pengembangan adalah pegawai memiliki pengetahuan atau informasi
baru, dapat menerapkan pengetahuan lama dengan cara baru atau mempunyai minat
yang lebih besar untuk menerapkan apa yang diketahui.
Dengan
demikian jelas bahwa kemampuan teknis atau keterampilan untuk melakukan
pekerjaan kantor sangat diperlukan.
Pengembangan
seseorang/pegawai, dalam realisasinya dapat dilakukan baik oleh dirinya sendiri
maupun atas prakarsa organisasi yantu dengan cara mengikuti pendidikan dan
latihan yang mencakup:
a.
Pre-service training
Yaitu
latihan yang dibebankan sebelu menempati suatu jabatan, meliputi:
-
Pendidikan formal yang
diselenggarakan umum.
-
Latihan Pra-Jabatan ini
diselenggarakan oleh organisasi atau perusahaan tempat seseorang bekerja.
b.
In Service Training
Yaitu
latihan yang dilakukan pada saat seseorang sedang menduduki jabatannya agar
lebih menjamin relevansi yang tinggi dengan tugas pokok, fungsi dan kegiatan
yang harus diemban oleh seseorang pada umumnya.
Setiap
individu diharapkan mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan dirinya
sendiri dengan cara menambah pengetahuan, keterampilan atau merubah sikap
sesuai dengen ilmu dan teknologi serta sesuai pula dengan kebutuhan baru yang
timbul dalam organisasi ia bekerja.
Tujuan
pengembangan dan latihan adalah:
-
Menambah pengetahuan,
-
Manambah keterampilan, dan
-
Merubah sikap.
Belajar
dari pengalaman, mengamati sebab keberhasilan orang lain dan tidak mengulangi
kesalahan yang dibuatnya seseorang dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik
dan lebih cepat, sehigga dapat dengan mudah dan benar-benar tahu apa yang harus
dikerjakan. Kemampuan kerja seseorang dapat menarik perhatian pimpinan dan
rekan-rekan sekerja, serta membuka kesempatan bagi orang termaksud untuk lebih
cepat menduduki jabatan yang lebih baik.
Promosi
adalah kenaikan jabatan, yaitu menerima wewenang dan tanggung jawab yang belum
dimiliki sebelumnya. Promosi tidak selalu diikuti dengan kenaikan gaji. Gaji
dapat tetap, tapi pada umumnya bertambah besarnya wewenang dan tanggung jawab
seseorang, hal ini dimaksudkan untuk mengembangkan lebih lanjut karier seseorang.
Disamping itu seseorang harus berusaha untuk dapat memanfaatkan kesempatan,
sehingga dapat membuktikan bahwa ada kesanggupan untuk menangani pekerjaan yang
lebih besar.
Pada
suatu saat, kemungkinan seseorang akan sampai pada tugas yang membutuhkan
tanggung jawab yang lebih besar, membutuhkan pengetahuan jauh melampaui batas
kemampuannya. Ini berarti bahwa seseorang tidak dapat mengandalkan pengetahuan
yang dimilikinya sekarang. Oleh sebab
itu sebagai seorang pegawai harus selalu berusaha untuk menambah pengetahuan
dan keterampilan sendiri.
Proses
kerja sama dan proses persaingan menambah efektifitas seseorang. Persaingan dan
kerja sama dapat dimengerti, baik dalam kaitan dengan tujuan utama, dorongan
pokok, maupun berkenaan dengan persepsi atas tujuan dalam hubungan dengan diri
sendiri dan orang lain yang terlibat. Persaingan dapt ditegaskan berkenaan
dengan dorongan untuk unggul baik terhadap orang lain maupun terhadap prestsi
diri sendiri di masa lampau.
Persaingan
dapat didefinisikan sebagai kerja untuk pencapaian eksklusif dari suatu tujuan.
Yang dianggap tidak dapt dibagi dengan orang lain, dlam kondisi dimana dua
orang atau lebih terlibat dalam pencpaian tujaun itu.
Kerja
sama dapat didefinisikan dalam kaitan dengan seorang lain atau lebih untuk
mencapai suatu tujuan yang dianggap dapat dibagi. Dlam definisi ini kriteria
pokok untuk perilaku kerja sama atau persaingan adalah persepsi tentang tujuan.
Jika tujuannya dianggap dapat dibagi, bekerja dengan orang lain untuk mencapai
tujuan itu merupakan perilakukerja sama. Jika dianggap tidak dapat dibagi,
yakni jika dua orang terlibat teteapi hanya satu yang dapat mencapai tujuan
bekerja untuk pencapaian eksklusif dari tujuan itu (artinya secara tersirat
melawan orang lain yang bersangkutan) adalah perilaku bersaing.
Kerja
sama sangat diperlukan untuk meraih kesuksesan di semua aspek kehidupan,
sayangnya, tidak semua orang memiliki kecakapan bekerja sama. Untuk orang-orang
yang memiliki kecerdasan interpersonal, membangun kera sama dengan orang lain
tidaklah sulit. Akan tetapi, ada sebagian orang yang mengalami kesulitan untuk
membangun kerja sama. Hal ini sering kali diperparah oleh kebiasaan
sikut-sikutan. Orang yang merasa dirinya sangat cerdas secara logika tetapi
kurang rendah hati, sering mengalami kesulitan dalam membangun kerja sama.
Itulah sebabnya kita sering melihat orang yang sangat cerdas tetapi karirnya
tidak melejit.
a.
Bentuk fungsional dan Disfungsional kerja sama dan persaingan
Kerja
sama dan persaingan dapat digunakan secara efektif, kerja sama maupun
persaingan dapat dimasukkan dalam dua golongan yaitu fungsional dan
disfungsional, atau positif dan negatif.
Istilah
persaingan(+) dan persaingan (-), kerja (+) dan
Kerja(-) digunakan untuk menunjukkan persaingan positif dan negatif,
atau fungsional dan disfungsional. Persaingan(-) didefinisikan sebagai
kecenderungan seseorang untuk menghalangi orang lain untuk mencapai tujuan atau
secara langsung atau tidak langsung menghalangi orang lain mewujudkan tujuannya
menjadikan kenyataan. Apabila seseorang lebih memperhatikan pesaing dan cara
mencegah pesaing mencapai tujuan, hal itu disebut persaingan negatif. Menurut Likert, kriteria
utama kefungsionalan, adalah sesuatu yang menambah harga diri seseorang.
Kerjasama
dapat fungsional atau disfungsional, dan kerja(-) adalah kecenderungan untuk
menyesuaikan diri dengan tuntutan orang lain agar menyenangkan mereka, atau
untuk menghindari tekanan tugas dan tuntutan tugas, jika seseorang bekerja sama
dengan orang lain hnya karena yang terakhir ini lebih berkuasa, atau ia ingin
menyenangkan hati yang terakhir ini, dan hal ini disebut kerja(-). Demikian pula jika
seseorang maka kerja sama itu disebut disfungsional. Kerjasama fungsional atau
kerja (+) adalah kecenderungan memberi sumbangan bagi usaha lebih efektif,
sehingga menghasilkan sikap saling percaya, saling hormat dan saling
memperhatikan. Kerja sama tersebut menambah harga diri, dan membantu
pengembangan berbagai hal yang diinginkan. Oleh karena itu, kerja sama
dianalisis menurut jenis kerja sama akan dikembangkan.
Tabel 1
FUNGSI
PERSAINGAN DAN KERJA SAMA
Peran Persaingan Mengembangkan
|
Peran Kerjasama Mengembangkan
|
-
Identitas
-
Tanggung jawab
-
Standar intern
-
Keunggulan
-
Kreatifitas perorangan
-
Autonomi perorangan
|
-
Kebersamaan
-
Idedan penyelesaian alternative
-
Salingmendukung dan memperkuat
-
Sinergi
-
Tindakan kolektif bersama.
-
Menambah keahlian
|
Sumber: Sedarmayanti, 2004 (hal:125)
a.
Menambah Keahlian
Keuntungan
kerja sama adalah didobraknya keterbatasan diri tiap pribadi. Kurangnya
keahlian orang-orang dalam beberapa bidang tidak menghalangi tercapainya tugas
tertentu. Orang-orang yang berlainan mempunyai kekuatan yang berlainan dan
ketika bekerja sama, mereka menghimpun berbagai keahlian yang tersedia.
Akibatnya, kelompok yang bekerja sama mampu menentukan penyelesaian multi-dimensional.
Kerja
sama dan persaingan memainkan peran masing-masing dalam suatu organisasi.
Seringkali kerangka kerja sama jauh lebih fungsional daripada kerangka
persaingan, karena keadaan ini menyangkut masalah yang dihadapi organisasi,
menentukan standar, mencri alternatif dan sebagainya. Oleh karena itu kerja
sama merupakan dimensi yang sangat penting dalam kehidupan keorganisasisan.
Pada umumnya kerja sama mendorong perkembangan kearah yang lebih baik, dan
mempunyai akibat sampingan yang lebih baik daripada persaingan.
Setiap
individu pada umumnya ingin maju, berkembang dan sukses, namun tidak banyak
individu yang tahu kemana dan bagaimana pengembangan tersebut dilakukan.
Beberapa hal penting yang dapat dipakai oleh setiap
individu untuk mengembangkan dirinya antara lain:
a.
Berusaha mengenal diri sendiri
b.
Berusaha mengenal kekuatan diri
sendiri
c.
Berusaha mengenal kelemahan diri
sendiri
d.
Berusaha mengembangkan interaksi
dan komunikasi terbuka dengan lingkungan yang positif dan edukatif.
e.
Mebiasakan diri selalu mengadakan
kritik terhadap diri sendiri, mengevaluasi diri, dan mengembangakan rasa humor
f.
Mencoba menerima keadaan secara
rasional dan obyektif
g.
Membiasakan diri selalu mengadakan
pengecekan, dan teliti dalam setiap tindakan,
h.
Memiliki tujuan dalam tahapan
waktu yang terprogram
i. Tidak mengimintasikan diri pda seseorang, tetapi
mandiri.