Monday, October 10, 2011

Sikap Mental Pemenang

Seorang pemenang adalah seseorang yang memiliki sikap mental sebagai pemenang. Sikap mental inilah yang menyebabkan mereka meraih kemenangan sementara yang lain meraih kegagalan dan menjadi pecundang. Untuk meraih kemenangan bukan perkara yang gampang. Dibutuhkan kerja keras dan orang-orang yang kuat dalam menghadapi tantangan dan ujian yang menghadang. Oleh karena itu mereka yang menang adalah yang memilki mental sebagai pemenang.
Kenapa sikap mental yang menentukan? Bukan uang, fasilitas, atau senjata? Kita melihat dalam sejarah betapa banyak orang yang memiliki kekurangan uang dan senjata mereka dapat mengalahkan musuh yang kuat. Contohnya adalah para pejuang bangsa Indonesia yang berhasil mengusir para penjajah dari bumi Indonesia, mulai dari portugis, jepang dan belanda. Padahal mereka hanya memiliki senjata yang sederhana dan jauh tertinggal dari segi jumlah ataupaun kualitas dari para penjajah. Kenapa akhirnya penjajah bisa terusir? Mereka menang karena sikap mental yang mereka miliki. Sikap mental yang kuat dan tahan terhadap kesulitan dan beban perjuangan. walaupun lemah dari segi kekuatan dan senjata, tapi mereka tidak pesimis. Mereka terus berusaha dengan segenap daya upaya yang dimiliki. Mereka juga tawakkal kepada Allah swt.
Begitu juga kalau kita belajar dari Sejarah Perjuangan Rasulullah menyebarkan islam di Jazirah Arab. Rasulullah saw awalnya hanya seorang diri saja menghadapi Kaum quraisy yang sangat banyak menentang beliau. Tapi karena beliau memiliki sikap mental pemenang. Berawal dari keyakinan beliau dan kepatuhan pada perintah Allah swt. Kemudian keteguhan pendirian dan komitmen. Meskipun dirayu untuk menghentikan dakwahnya dengan berbagai fasilitas berupa kekayaan, wanita dan jabatan. Tapi Rasulullah saw tidak bergeming sama sekali. Sikap mental beliau ini sesuai dengan pepatah yang mengatakan “seorang pemenang menunda kesenangan sekarang bahkan rela menderita diawal perjuangan, demi meraih kesenangan dimasa mendatang”. Tidak hanya dirayu, bahkan yang lebih sering beliau diancam, dilecehkan, dicaci, difitnah, bahkan ketika akan hijrah beliau rencananya akan dihabisi dan dibunuh oleh musuh-musuhnya. Namun tantangan dan kesulitan itu tidak membuat beliau takut dan mundur. Ditengah arus yang kuat yang menghantam beliau, maka beliau dengan tegar menahannya sehingga tidak terseret dan menyerah.
Salah satu yang menyebabkan beliau bertahan adalah keyakinannya kepada Allah swt, dan nasehat dari Allah swt yang berasal dari wahyu Al qur’an yang menjadi motivator dan inspirator semangat perjuangan beliau. Inilah sikap mental pemenang itu. Beliau dengan sabar dan perlahan mendakwahi orang-orang yang dikenalnya secara sembunyi-sembunyi. Selama 13 tahun beliau bersabar dan menahan diri menghadapi segala tantangan, kebencian dan penolakan kaum quraisy. Beliau bahkan tidak membalas kekejian mereka. Justru beliau tetap bersikap mulia, santun, baik dan kasih sayang kepada mereka yang menghinanya. Beliau menanamkan optimism dan kesabaran kepada para sahabatnya yang juga tidak luput dari penyiksaan dan pengucilan. Beliau adalah seorang motivator sejati. Sampai akhirnya beliau membuat strategi untuk hijrah dan mencari daerah baru yang lebih menerima dakwah beliau dan lebih kondusif yaitu madinah.
Ketika hijrah ke Madinah beliau hanya berdua dengan sahabatnya Abu Bakar ra. Ketika berada dalam Gua tempat persembunyiannya dari kejaran Pasukan Quraisy Rasulullah memotivasi sahabatnya dengan berkata “Janganlah bersedih, sesungguhnya Allah bersama dengan kita”.   Ketika di kejar oleh seorang Pembunuh bayaran dari Quraisy yang mengetahui jejak beliau, beliau bahkan menaklukan orang tersebut, dimana kuda yang ditungganginya selalu tersungkur setiap hendak menyerang Rasulullah saw. Tidak hanya sampai disitu Rasulullah saw menawarkan Visi Masa depan yang menantang kepada pembunuh bayaran tersebut. Kalau dia bersedia kembali ke mekah dan tidak menceritakan kepada kaum Quraisy pertemuannya dengan Rasulullah saw dan jalan yang ditempuh Rasulullah saw, maka kepadanya akan dihadiahkan gelang Raja Parsi. Padahal saat itu parsi adalah Negara Adidaya yang memiliki persenjataan yang lengkap. Disisi lain Rasulullah saw, jangankan menaklukan Parsi, menguasai Mekkah saja belum. Tapi itulah visi dan optimism seorang motivator dan pemimpin sejati yang memiliki keyakinan akan keberhasilan jalan yang ditempuhnya. Beliau juga bisa saja membunuh pembunuh bayaran tersebut, karena sudah takluk. Tapi beliau tidak melakukannya, beliau justru menaklukan hatinya. Dan memberikan harapan kepadanya. Si Pembunuh bayaran memang akhirnya masuk islam. Sekali lagi inilah sikap mental pemenang tersebut.
Sikap mental inilah yang diwariskan Rasulullah saw kepada para sahabatnya ra. Para pelanjut Risalah dakwah dan estafet kepemimpinan beliau seperti Abu bakar ra, Umar bin Khattab ra, Utsman bin Affan ra, Ali bin Abi Thalib ra, sampai Umar bin Abdul Aziz ra dan Shalahudin Al Ayyubi adalah orang-orang mulia yang memilki sikap mental pemenang. Mereka selalu optimis, bekerja keras dan cerdas, pantang menyerah walaupun fasilitas dan sumber daya lebih sedikit dari musuh, memiliki cita-cita besar untuk menaklukan dunia dibawah naungan islam, dan konsisten mewujudkan cita-citanya tersebut dengan semua potensi yang dimilikinya baik harta dan jiwa.
Orang-orang sukses dan pakar-pakar kesuksesan juga mengatakan bahwa sikap mental menentukan 80-90 % keberhasilan seseorang. Hasil Riset DR Albert Widgam terhadap 4000 orang yang dipecat dari pekerjaannya bukan karena tidak memiliki skill dan ilmu, tapi karena sikap mental yang buruk. 3600 atau 90 % dipecat karena kepribadian yang jelek dan 400 orang atau 10 % dipecat karena kemampuan teknis yang kurang. Dale Carnegie Institut juga melakukan penelitian pada 10.000 orang sukses diseluruh dunia. Mereka menyimpulkan 85 % mereka sukses karena sikap mental dan kepribadian positif. 15 % sukses karena kemampuan teknis. Mereka yang gagal atau dipecat adalh orang yang pesimis, sulit berubah, tidak disiplin, sering konflik dengan rekan kerjanya dan memiliki sikap mental negative lainnya.
Berikut ini adalah sikap mental yang mestinya dimiliki oleh seseorang yang ingin menang dalam pertarungan hidup ini
SIKAP MENTAL PEMENANG
  1. IKHLAS BERJUANG KARENA ALLAH. Keikhlasan adalah bekal dan kekuatan awal bagi seorang pemenang untuk berjuang dijalan Allah swt. Keikhlasan berjuang hanya karena Allah swt demi mengharap ridho dan cinta-Nya serta balasan surga-Nya membuat sang pejuang akan selalu memiliki energy untuk bekerja maksimal mewujudkan impian dan tugas besar yang diembannya. Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyah mengatakan “keikhlasan akan membuat amal yang berat terasa ringan, sebaliknya ketidak ikhlasan membuat amal yang ringan terasa berat”. Milikilah keikhlasan, karena keikhlasan adalah energy terbesar yang dimiliki manusia, yang iblis laknatullah pun tidak sanggup menggoda dan menjatuhkan orang yang ikhlas berjuang karena Allah swt. Keikhlasan membuat seorang pejuang dan pemenang tidak peduli pada kritikan, pujian dan cacian orang lain, karena ukuran sukses kerjanya adalah pujian dan ridha Allah swt, Rasul-Nya dan Orang yang beriman, bukan dari manusia umumnya.
  2. MEMILIKI VISI DAN CITA-CITA UNTUK MENANG. Seorang pemenang adalah mereka yang bermimpi dan bertekad untuk menang. Tidak mungkin atau sangat jarang seorang pemenang adalah orang yang tidak punya keinginan dan cita-cita untuk menang. Karena jika begitu menangnya adalah kebetulan bukan keinginan. Sebagaimana Rasulullah saw bercita-cita besar untuk menaklukan Romawi dan Parsi. Ketika beliau memecahkan batu ketika menggali parit di Perang Khandaq, beliau mengatakan kelak Romawi dan Parsi akan kita taklukan. Ternyata cita-cita beliau itu terbukti dan terwujud oleh beliau dan para sahabat ra. Imam Syahid Hasan al Banna pun pernah mengatakan bahwa kenyataan hari ini adalah impian hari kemarin. Semua penemuan besar dan prestasi dahsyat seperti ditemukannya pesawat, mobil, computer, hand phone, senjata canggih, kekayaan besar, ataupun prestasi spektakuler dari atlit kelas dunia dalam perlombaan dan kompetisi olahraga, maka semuanya berawal dari impian dan cita-cita mereka untuk meraih kemenangan dan kesuksesan. Maka beranilah untuk bermimpi dan bercita-cita.
  3. YAKIN DAN OPTIMIS BISA MENANG. Seorang pemenang adalah mereka yang optimis dan yakin bahwa semua impian dan target yang ditetapkannya bisa tercapai jika mereka terus berusaha dan berdoa dengan konsisten. Mereka optimis pada kemampuannya. Terlebih dari itu mereka optimis pada pertolongan Allah swt. Karena Allah swt berkata “siapa yang menolong agama-Ku, maka Aku akan menolongnya”. Dalam Surat An nuur ayat 55 Allah swt berjanji bahwa kelak orang-orang beriman akan dijadikan-Nya pemimpin-pemimpin di muka bumi.
  4. BERANI MENCOBA DAN BERANI GAGAL. Sikap mental pemenang berikutnya adalah keberanian untuk mencoba dan berani untuk menghadapi kegagalan. Bagi seorang pemenang kegagalan itu biasa. Tapi mereka tetap belajar dari kegagalan. Karena kegagalan dapat mendewasakan kita dan mendidik kita. Kegagalan juga guru terbaik untuk menunjukkan dimana letak kekurangan kita. Kegagalan membuat mental kita harus lebih kuat dari sebelumnya, karena pastilah setiap kegagalan menyebabkan terpukulnya jiwa kita. sehingga untuk mengatasinya diperlukan jiwa yang kuat dan tahan banting. Pepatah mengatakan “nahkoda yang tangguh tidak dilahirkan di laut yang tenang, tapi dilaut yang berombak”. Sejarah Para pemenang diseluruh dunia, adalah sejarah kegagalan yang mereka lalui dengan tetap menjaga optimism sehingga akhirnya kegagalan itu gagal dalam menggagalkan mereka. Contoh nyatanya adalah Rasulullah saw, dapat dikatakan selama 13 tahun berdakwah di Mekkah, maka mayoritas dakwahnya menemui kegagalan yaitu penolakan dan permusuhan dari orang yang didakwahinya. Tapi hal itu tidak membuat nyali beliau ciut untuk terus berdakwah. Sikap inilah yang akhirnya menyebabkan keberhasilan beliau dalam berdakwah.
  5. PANTANG MENYERAH. Sikap mental seorang pemenang berikutnya adalah pantang menyerah dan selalu bangkit setiap kali terjatuh. Rasulullah saw dan para sahabatnya adalah pribadi-pribadi yang pantang menyerah sebelum sebelum selesainya pertandingan ataupun sesudah selesainya pertandingan. Mereka berjiwa climbers yaitu berjiwa pendaki sejati yang terus berjalan dan berjalan menuju puncak impian dan cita-citanya. Mereka tidak hanya berhasil menaklukan madinah dan mekkah, tapi terus merangsek ke seluruh jazirah arab, bahkan 1/3 penjuru dunia akhirnya bisa dikuasai. Dalam perjalanannya mereka melalui kesulitan dan tantangan. Mereka kekurangan pasukan dan perlengkapan. Kendala ini tidak membuat mereka menyerah. Mereka bertarung sampai tetes darah penghabisan. Tapi alih-alih kalah, justru mereka meraih kemenangan, dengan modal sikap pantang menyerahnya tadi.  Contohnya ketika menghadapi pasukan Romawi yang bersenjata lengkap dengan 200 ribu pasukan, sementara ummat islam hanya sekitar 20 ribu orang dengan persenjataan tidak selengkap pasukan musuh. Tapi sikap mental pemenang dan pantang menyerah membuat mereka tidak gentar dan takut, justru semakin memicu nyalinya dan tertantang untuk mampu menaklukan musuh dengan kekuatan sebesar itu.
  6. 6. SABAR MENGHADAPI KESULITAN. Kesabaran adalah modal dasar dari para pemenang. Kesabaran membuat kualitas orang-orangnya melejit 10 kali lipat dibanding orang yang tidak sabar. Allah swt mengatakan dalam Surat Al Anfaal ayat 66 “Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan dia telah mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada diantaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang kafir; dan jika diantaramu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ribu orang, dengan seizin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar”. Pertarungan pastilah penuh dengan tantangan internal dan eksternal, maka hanya orang sabar yang dapat melewatinya.
  7. SIAP BERKORBAN DAN MEMBAYAR HARGA KEMENANGAN. Perjuangan untuk meraih kemenangan jelas menuntut pengorbanan dan harga yang mesti dibayar diawal. Pepatah mengatakan “tidak ada makan siang yang gratis”. Artinya tidak ada dalam hidup ini sesuatu yang kita peroleh tanpa sebab. Hokum alam dan sunnatullah berlaku, jika kita ingin akibat maka kita harus melakukan sebab. Maka pengorbanan dan kerja keras adalah sebab yang akan melahirkan kemenangan. Ada harga yang mesti kita bayar dulu diawal sebelum cita-cita dan keinginan kita raih. Allah swt berfirman, jika kita ingin mendapatkan Surga dan dibebaskan dari azab yang pedih, maka kita harus mau berkorban dengan harta dan jiwa kita di jalan Allah. (Surat Ash Shaf : 10 – 11). Bunker Hunt seorang milyarder mengatakan “Sukses itu sederhana saja. Pertama, putuskanlah apa yang anda inginkan secara spesifik. Kedua, putuskanlah anda bersedia membayar harganya untuk menjadikan itu terjadi”. Kehidupan bisa juga menjadi contoh bagi untuk menjadi pemenang maka diperlukan pengorbanan dan harga yang mesti dibayar. Sebuah yang tajam dan indah, berawal dari sebuah balok besi yang tidak begitu berharga. Tapi ketika besi itu dibakar, dipukul berkali-kali, direndam diair, dibakar lagi dan lagi, kemudian diasah, yang seandainya besi itu bernyawa maka dia akan berteriak kesakitan dengan penyiksaan itu. Tapi setelah semua pekerjaan itu selesai, yang tertinggal adalah sebilah pedang yang tajam dan indah yang harganya jauh lebih mahal dan jauh lebih berharga dari potongan besi tadi. Artinya jika kita ingin lebih tajam dan lebih kuat, kita harus siap menderita untuk meraihnya. Imam Ibnul Qayyim mengatakan “orang-orang pintar disetiap ummat sepakat bahwa kenikmatan itu tidak bisa didapat dengan kenikmatan pula. Siapa yang mementingkan kesenangan ia akan kehilangan kesenangan. Siapa yang berani menentang badai dan menghadapi rintangan, ia akan memperoleh kegembiraan dan kenikmatan”
  8. BANYAK BEKERJA, SEDIKIT BICARA.  Seorang pecundang itu adalah yang menginginkan kemenangan dan hanya menginginkannya, sedang seorang pemenang adalah yang menginginkan kemenangan dan melakukannya. Albert Einstein mengatakan 1 ons aksi lebih berharga dari 1 ton teori. Yang mengantarkan seseorang pada kesuksesan bukanlah ilmu. Karena betapa banyak orang berilmu seperti Profesor dan Doktor tapi hidupnya biasa-biasa saja. Yang mengantarkan seseorang pada kesuksesan adalah Ilmu yang diterapkan. Einstein, Ilmuwan terbesar abad ini, mengatakan bahwa “kejeniusan saya 1 % nya adalah kecerdasan dan 99 % nya adalah kerja keras,”. Artinya Einstein mengatakan semua prestasi dan karya yang dihasilkannya bersumber dari kerja keras dan tindakan yang dilakukannya. Inilah The Power of Action. Contohnya kenapa orang bisa tenggelam? Semua kita umumnya menjawab karena tidak bisa berenang. Tapi kalau kita lakukan percobaan dengan berendam seluruh tubuh kita di bak mandi yang airnya hanya setinggi 30 cm selama 30 menit apa yang terjadi? Ya kita juga akan mati dan tenggelam. Jadi orang tenggelam dan mati bukan karena tidak bisa berenang, tapi karena tidak bergerak.
  9. TIDAK MENCARI ALASAN. Seorang yang memiliki mental pemenang tidak suka mencari-cari alasan, untuk tidak melakukan apa yang harus dilakukannya. Alasannya hanya satu, yaitu alasan untuk melakukan, bukan alasan untuk tidak melakukan. Kalau kita perhatikan kebanyakan orang gagal adalah mereka yang selalu banyak alasan untuk tidak berbuat apa-apa dan menjadi siapa-siapa. Mereka berdalih dengan kesehatan yang buruk, ekonomi yang krisis, orang tua yang miskin, pendidikan yang rendah, fisik yang lemah, keberuntungan yang kurang, dana yang sedikit, jumlah yang kurang dan berbagai macam alasan lainnya untuk menjadi pembenaran atas ketidak siapan dan ketidak mauan untuk bertindak dan bertarung. Sedangkan seorang pemenang justru tidak mencari alasan apapun yang melemahkan atau menyebabkan dia tidak mau bekerja. Mereka menepiskan semua kekurangan dan kelemahan yang mungkin menjadi alasan bagi mereka untuk tidak melakukan apa-apa atau merasa pesimis sebelum bertarung.
10.  BERTANGGUNG JAWAB.Tidak hanya menepiskan semua alasan untuk lemah, para pemenang adalah yang bertanggung jawab terhadap kehidupannya. Mereka yakin dengan Firman Allah swt “bahwa tidak akan terwujud perubahan kalau bukan dia yang akan merubahnya”. Pepatah mengatakan “kita tidak bisa merubah keadaan tapi kita bisa mengubah sikap kita menghadapi keadaan” atau kita tidak bisa mengubah arah angin, tapi kita bisa mengubah arah sayap pesawat kita”. orang yang bertanggung jawab tidak menyalahkan atau mengkambing hitamkan orang lain, tapi mereka bertanggung jawab terhadap semua hasil yang diperolehnya. Sikap ini membuat mereka selalu berusaha berbuat yang terbaik agar tidak mengalami kegagalan. Kehidupan ini adalah kumpulan keputusan yang mesti diambil dengan bertanggung jawab. Sehingga mereka selalu mengambil keputusan terbaik dalam hidupnya untuk bertindak yang terbaik.
11.  TEGUH PENDIRIAN (Istiqamah). Sikap mental seorang pemenang berikutnya adalah sikap teguh pendirian atau istiqamah. Allah swt menjanjikan kemenangan dan surga bagi orang yang meneguhkan pendirian mereka. ““Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan, “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; (QS 41:30-32). Secara bahasa Istiqamah adalah anonim dari thughyan (penyimpangan atau melampaui batas). Ia bisa berarti berdiri tegak di suatu tempat tanpa pernah bergeser, karena akar kata istiqamah dari kata “qaama” yang berarti berdiri. Maka secara etimologi, istiqamah berarti tegak lurus. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, istiqamah diartikan sebagai sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen.
12.  TAWAKKAL. Allah swt berfirman dalam Surat Ath Thalaq ayat 3 “ barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, maka Dia akan mencukupkan kebutuhannya”. Tawakkal artinya berserah diri kepada Allah swt setelah berusaha. Allah swt menyuruh kita untuk tawakal setelah bertekad kuat dan berusaha “ Setelah berazzam maka bertawakallah kepada Allah”. Sikap tawakal akan mendatangan pertolongan Allah swt kepada kita, karena memang Dia-lah Pemilik Segala kekuatan, Penentu segala Kemenangan, Yang Maha Kuasa dan Maha Perkasa, yang bisa mengubah apa yang tidak mungkin menjadi mungkin cukup hanya dengan satu kata “kun” maka “fayaku” terjadilah dia. Sikap mental tawakkal juga menjadi tameng mental, sehingga kita tidak menjadi gelisah dan cemas menghadapi saat pertarungan ataupun menjadi depresi dan frustasi menghadapi kegagalan, karena kita sudah pasrah atas kehendak-Nya.
SIKAP MENTAL PECUNDANG
Sedangkan orang yang kalah atau para pecundang memiliki sikap mental yang berlawanan dengan para pemenang. Mereka cendrung putus asa, lemah semangat, tidak optimis, dan mudah menyerah. Berikut ini adalah sikap mental pecundang yang harus kita buang dari diri kita :
  1. BERJUANG KARENA SELAIN ALLAH DAN HANYA UNTUK MATERI SEMATA. Seorang pecundang adalah orang yang berjuang dalam rangka kepentingan duniawi semata. Dia melupakan tujuan yang hakiki yaitu untuk meraih ridha Allah swt. Rasulullah saw bersabda “ Setiap amal itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang mendapatkan apa yang dia niatkan”. Seseorang yang berjuang bukan karena selain Allah, sangat mungkin dia memiliki niat untuk mendapatkan harta, tahta dan wanita/pria. Akibatnya jika semua targetnya itu sudah tercapai maka dia akan berhenti berjuang. Perjuangan bukan karena selain Allah akan menumbuhkan sikap pragmatis, egois dan indivdualis pada dirinya karena tujuannya adalah untuk meraih kenikmatan dan kesenangan pribadi sehingga sangat mungkin mengorbankan orang lain dan kepentingan bersama demi kepentingan pribadinya.
  2. BERCITA-CITA RENDAH : KALAU MENANG BAIK, KALAU TIDAK GIMANA LAGI. Seorang pecundang adalah mereka yang bercita-cita rendah dan tidak memiliki optimism dna keyakinan untuk menang, sehingga dia akan berkata kalau menang baik, kalau tidak gimana lagi. Akibatnya dia tidak berusaha sungguh-sungguh dan mungkin tidak kuat menghadapi ujian dan godaan yang mampu menghentikan langkahnya menuju tujuan.
  3. LEMAH SEMANGAT. Seorang pecundang semangatnya kadang naik kadang turun. Dia mudah dipengaruhi oleh orang lain. Kalau orang lain semangat maka dia ikut semangat, sebaliknya jika orang lain lemah maka dia ikut lemah juga. Lemah semangat akan menyebabkan mundur dan menyerah serta tidak optimal dalam bekerja. Semua itu disebabkan kepribadian yang lemah dan tidak memahami hakikat dan urgensi perjuangan untuk meraih kemenangan.
  4. TIDAK PERCAYA DIRI. Seorang pecundang adalah yang tidak percaya pada kemampuannya sendiri. Dia merasa minder dan malu untuk berbuat dan bekerja. Dia sangat sensitive terhadap kritikan. Kritikan dapat membuat harga dirinya hancur sehingga dia akan menarik diri dan melarikan diri dari masalah dan tantangan. Orang yang tidak percaya pada dirinya, bagaimana mungkin akan membuat orang lain percaya pada dia. Orang yang percaya pada dirinya adalah orang yang memiliki harga diri yang tinggi. orang yang memiliki harga diri tinggi memiliki cirri sebagai berikut :
  • Keyakinan besar
  • Prestasi tinggi
  • Penuh tanggung jawab
  • Berani sukses
  • Disiplin
  • Prilaku produktif ; ramah, pemaaf, sopan, mendukung, berani mengambil risiko
  • Tujuan spesifik
  • Tingkat energi tinggi
Sedangkan orang yang memiliki harga diri yang rendah memiliki cirri sebagai berikut:
  • Tidak percaya diri
  • Prestasi rendah
  • Menghindari tanggung jawab
  • Takut sukses
  • Tidak disiplin
  • Prilaku tidak produktif ; takut, merasa bersalah, tertekan, cemburu, hindari risiko
  • Tidak ada tujuan
  • Tingkat energi rendah
  1. TIDAK SABAR MENGHADAPI KESULITAN DAN MUDAH MENGELUH. Seorang pecundang adalah orang yang tidak sabar dan kuat menghadapi kesulitan dan ujian. Sehingga dia mudah mengeluh dan mudah putus asa
  2. TAKUT GAGAL. Seorang pecundang adalah orang yang takut gagal sehingga dia takut untuk mencoba dan bertindak. Sebelum bertindak dia sudah berpikir bahwa dia akan gagal, sehingga dia tidak melakukan apa-apa. Akibatnya dia tidak akan pernah berhasil. Karena keberhasilan berawal dari tindakan.
  3. MUDAH MENYERAH. Seorang pecundang adalah mereka yang mudah sekali menyerah. Mereka lari dari medan pertempuran. Mereka mundur dari gelanggang karena takut dan tidak siap menghadapi kesulitan dan resiko. Padahal selagi kita tidak menyerah, maka tidak ada yang namanya kegagalan. Thomas Alva Edison saja mengalami 10.000 kegagalan sebelum akhirnya berhasil menciptakan bola lampu. Padahal Allah swt melarang keras untuk mundur atau lari dari medan pertempuran, kecuali hanya berbelok untuk siasat perang ( Surat Al Anfaal : 45)
  4. MALAS DAN LALAI. Seorang pecundang adalah para pemalas dan lalai dalam bekerja. Mereka berhenti sebelum orang berhenti. Mereka terlambat untuk datang padahal orang sudah hadir. Mereka memperturutkan diri berada dalam zona nyaman dan status qup sehingga tidak siap dan tidak mau berubah. Mereka statis dan jumud. Dalam bekerja asal-asalan dan separo hati, hanya sekedar menuntaskan kewajiban, tidak ada determinasi dan target untuk berbuat dan bekerja yang terbaik. Inilah pecundang sejati. Mereka ini yang disebut sebagai Qaaidun yaitu orang yang duduk-duduk dan tinggal dirumah ketika mukmin yang lain pergi berjuang sebagaimana yang difirmankan Allah dalam Surat At Taubah ayat 46. Mereka itulah orang yang dimurkai Allah dan merugi dunia dan akhirat.
  5. SUKA MENUNDA. Para pecundang adalah orang yang tidak disiplin dan suka menunda. Sering terlambat ketika rapat atau ketika pergi bekerja. Sehingga dia ditinggalkan oleh orang lain. Padahal kalau dia menyadari waktu sepersekian detik dalam lari 100 meter, bernilai pemecahan rekor dunia. Akibat suka menunda pekerjaan yang harus dilakukan hari ini, maka banyak waktunya terbuang percuma. Padahal waktu adalah asset yang paling berharga dimiliki manusia. Akibatnya tertunda pulalah kemenangannya, karena didahului dan disalip oleh orang lain.
10.  BANYAK BICARA, SEDIKIT BEKERJA. Para pecundang adalah orang yang hanya bisa bicara, bahkan cendrung besar mulut. Tapi tidak ada bukti dan realisasi yang Nampak dari kerja yang dilakukannya. Tidak sesuai antara perkataan dan perbuatannya. Omongan besar kerja kecil. Omongan besar hasil nihil.
11.  MUDAH GOYAH DAN PLIN PLAN. Seorang pecundang adalah mereka yang mudah goyah oleh rayuan dan mudah lari oleh kesulitan. Sehingga mereka tidak bertahan lama dalam suatu keadaan dan perjalanan. Mereka cendrung mencari aman dan bersikap pragmatis. Mereka berbuat kalau jelas menguntungkan bagi dirinya untuk sesaat saja. Akibatnya mereka akan selalu keluar jalur dan melenceng dari tujuan semula.
12.  BANYAK ALASAN DAN SUKA MENYALAHKAN. Seorang pecundang adalah mereka yang suka mencari alasan untuk tidak berbuat. Disamping itu kalau gagal mereka tidak mau bertanggung jawab, mereka cendrung menuding dan menyalahkan orang lain. Akibatnya mereka tergantung pada orang lain sehingga tidak akan bisa menjadi pemenang, karena kemenangan itu sepenuhnya adalah karena usaha kita. dalam Surat At Taubah ayat 45 dikatakan bahwa hanya orang-orang munafik saja yang meminta izin atau mencari uzur agar tidak ikut berperang, karena sikap pragmatis mereka dan ragu-ragu mereka. Mereka melihat perjuangan yang dilakukan beresiko dan penuh kesulitan sehingga mereka tidak mau ikut. Tapi jika hal itu mendatangkan keuntungan barulah mereka mau.
13.  LARI DARI TANGGUNG JAWAB DAN BERKHIANAT. Seorang pecundang adalah mereka yang lari dari tanggung jawab dan amanah yang diberikan padanya. Atau mereka berpura-pura bekerja dan pura-pura beriman, sedangkan dibelakang mereka mencemooh dan tidak mau bekerja. Padahal Allah swt melarang berkhianat terhadap Allah dan Rasul-Nya dan berkhianat terhadap amanah yang diberikan padanya. (QS Al anfaal : 27)
Inilah perbedaan antara sikap mental pemenang dan sikap mental pecundang. Jika kita ingin menang maka milikilah sikap mental pecundang. Jika kita ingin menang jauhi dan buanglah sikap mental pecundang dari diri kita. selamat berjuang. Kalau kita yakin dan berusaha, insya Allah kita pasti menang. Allahu Akbar!!

1 comment:

yuga said...

Subhanallah..
terimakasih banyak mas..kebetulan lagi galau ni..he..

Sosialisasi Akademi Komunitas Negeri Prabumulih

A kademi Komunitas Prabumulih menampakkan geliat perkembangannya, terlihat antara lain dari minat masyarakat terhadap akn pra...