Koordinator dan penggagas Festival Malang Kembali VII (FMK VII), Dwi Cahyono yang juga Ketua Dewan Kesenian Malang (DKM), menjelaskan bahwa FMK adalah sebuah arkeologi kemasyarakatan, saat masyarakat berusaha menelusuri kembali rekaman sejarah Malang dan kemudian dibagi dan dinikmati kembali bersama masyarakat luas.
"Jika akhirnya menjadi peristiwa pariwisata, silakan saja. Demikian juga jika akhirnya juga menjadi arena penjualan benda-benda komersial, meski hal ini tak direncanakan, tak bisa dilarang. Namun, hal-hal itu bisa dilaksanakan di sekeliling arena FMK," kata Dwi, Rabu (23/5/2012) di Malang.
FMK belum berubah dari rencana awalnya saat kali pertama digagas oleh komunitas kajian budaya di Malang, tujuh tahun lalu, bahwa FMK hendak mengenang kembali keutuhan dan suasana kekeluargaan sebuah masyarakat. "Kita pernah mengalami masa indah, ketika setiap etnis bisa bergaul sesamanya tanpa ketegangan, tanpa perasaan khawatir, dan tanpa stereotipe atau prasangka. Terbukti, saat FMK berlangsung bertahun-tahun ini, perbedaan sosial lantas luruh," kata Dwi.
Kegiatan FMK menutup satu kawasan cagar budaya di Jalan Ijen, Kota Malang, sepanjang dua kilometer, untuk penyelenggaraan berbagai acara budaya, seperti festival jajanan tradisional, mainan tradisional seperti gobak sodor, gasing, egrang, pagelaran, pagelaran teater dan tari tradisional seperti ludruk dan tari topeng, serta musik keroncong. Ada pula paparan multimedia sejarah-sejarah kawasan kuno di Malang, sepertin Klojen yang berasal dari kata kalojian, atau lokasi loji, rumah besar Eropa (Belanda).
Ada 13 situs pameran sejarah kawasan Malang kuno yang disiapkan, dan ada juga pameran kendaraan kuno, termasuk mobil kenegaraan Presiden Soekarno, hingga peragaan koleksi batik, dan banyak lagi. Pada tahun-tahun sebelumnya, acara ini telah berkembang sebagai kegiatan yang mendatangkan wisatawan mancanegara, dan telah pula menjadi jadwal turisme yang dijual ke pasar wisata dunia.
Festival Malang Kembali 2012 ( Malang Tempoe Doeloe )
Malang kembali meroepakan seboeah arkeologi poeblic jaitoe arkeologi oentoek masjarakat (Noerwidi. 2006) jang berarti memboewat seboeah poeblikasi dan menjebarloeaskan hasil-hasil penelitiannja sehingga masjarakat dapat merasakan manfaat dari hasil penelitian beroepa dokoementasi baik beroepa aoedio, visoeal dan verbal. Di sini, program sosialisasi hasil dari penelitian sedjarah Malang kepada masjarakat oemoem dalam bentoek atjara boedaja dengan djoedoel Malang Kembali, Festival Tempo Doeloe, Festival Sejarah, Seni Boedaja jang di dalamnja berisi serangkaian kegiatan jang meroepakan rekonstroeksi kehidoepan masjarakat Malang pada suatoe waktoe tertentoe.Kegiatan Malang Kembali VII meroepakan event ke -7 setelah Malang kembali 1 s/d 6 jang tijap tahoen diadakan. Dalam event ini atmosfer jang disoegoehkan adalah atmosfer tempo doeloe, moelai dari setting lokasi, dekorasi tiap panggung, dekorasi stand sampai dengan kostoem pengoendjoeng, semoeanja diboeat mendekati soesana tempo doeloe. Di sini pengoenjoeng dapat menikmati berbagai soegoehan antara lain panggoeng pertoendjoekan kesenian tradisional, lomba-lomba dan stand-stand jang mendjoewal makanan, minoeman dan sooevenir bernoeansa tempo doeloe.
sumber : inggil.org
No comments:
Post a Comment