Pada malam itu, Sue bertengkar dengan ibunya. Karena sangat marah, Sue segera pergi meninggalkan rumah tanpa membawa apa pun.
Saat berjalan di suatu jalan, ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tidak membawa uang.
Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati
sebuah Rumah Makan, dan ia mencium harumnya aroma masakan. Ia ingin
sekali memesan sepiring nasi, tetapi ia tidak mempunyai uang.
Pemilik Rumah Makan melihat Sue berdiri
cukup lama di depan etalasenya, lalu bertanya, “Nona, apakah kau ingin
sepiring nasi?” “Tetapi, aku tidak membawa uang,” jawab Sue dengan
malu-malu.
“Tidak apa-apa, aku akan memberimu
sepiring nasi,” jawab pemilik Rumah Makan. “Silahkan duduk, aku akan
menghidangkannya untukmu.”
Tidak lama kemudian, pemilik Rumah Makan
itu mengantarkan sepiring nasi dengan lauk pauknya. Sue segera makan
dengan nikmatnya dan kemudian air matanya mulai berlinang. “Ada apa
Nona?” tanya pemilik Rumah Makan.
“Tidak apa-apa. Aku hanya terharu,” jawab Sue sambil mengeringkan air matanya.
“Bahkan, seorang yang baru kukenal pun
memberiku sepiring nasi! Tapi,…. Ibuku sendiri, setelah bertengkar
denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan
kembali lagi ke rumah. Bapak seorang yang baru kukenal, tetapi begitu
peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri,” katanya
kepada si pemilik Rumah Makan.
Pemilik Rumah Makan itu setelah mendengar
perkataan Sue, menarik napas panjang, dan berkata, “Nona, mengapa kau
berpikir seperti itu?. Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu
sepiring nasi dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak makanan
untukmu saat kau masih kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak
berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya.”
Sue terhenyak mendengar hal tersebut.
“Mengapa aku tidak berpikir tentang hal
tersebut? Untuk sepiring nasi dari orang yang baru kukenal aku begitu
berterima kasih, tetapi kepada ibuku yang telah memasak makanan untukku
selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihakan kepedulianku
kepadanya. Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya.”
Sue menghabiskan nasinya dengan cepat. Lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya.
Sambil berjalan ke rumah, ia memikirkan
kata-kata yang harus diucapkannya kepada ibunya. Akhirnya, ia memutuskan
untuk mengatakan, “Ibu,maafkan aku, aku tahu bahwa aku bersalah.”
Begitu sampai di depan pintu, ia melihat
ibunya dengan wajah letih dan cemas, karena telah mencarinya ke semua
tempat. Ketika ibunya melihat Sue, kalimat pertama yang keluar dari
mulut ibunya, “Sue, cepat masuk, ibu telah menyiapkan makan malam
untukmu dan makanan itu akan menjadi dingin jika kau tidak segera
mamakannya.”
Sue sangat terharu melihat kasih ibunya
yang begitu besar kepadanya, ia tidak dapat menahan air matanya dan ia
menangis di hadapan ibunya.
Sekali waktu, mungkin kita akan sangat
berterima kasih kepada orang lain di sekitar kita untuk suatu
pertolongan kecil yang diberikannya kepada kita. Tetapi, kepada orang
yang sangat dekat dengan kita, khususnya orang tua kita, pernahkah kita
berpikir untuk berterima kasih kepada mereka yang telah merawat,
membesarkan, mendidik dan melimpahkan kasih sayangnya kepada kita???
Silahkan share jika Anda pikir cerita ini bermanfaat….!
Sumber tulisan :http://virouz007.wordpress.com/2010/09/06/terima-kasih/
No comments:
Post a Comment