Tuesday, May 3, 2011

Belajar Bahasa Jepang


Sentoo

Untuk menghilangkan rasa lelah setelah seharian bekerja, orang Jepang umumnya berendam dalam air hangat. Kebiasaan ini dilakukan oleh hampir semua orang Jepang. Apalagi, di sana banyak sumber air panas yang disebut onsen.

Dalam setiap rumah, selalu ada yang namanya ofuro (bak mandi) tempat berendam. Namun, bagi keluarga yang tidak memilki ofuro dapat pula pergi ke sentoo tempat pemandian umum. Sentoo dipisah untuk perempuan dan laki-laki. Aturannya, sebelum masuk ke dalam ofuro, pelanggan harus bersih-bersih dulu di ruangan yang terdapat shower. Setelah merasa bersih, barulah pelanggan boleh masuk ke dalam ofuro bersama-sama. Uniknya, bila ingin masuk, pelanggan dilarang memakai sehelai kain pun. Pokoknya harus bugil.!



Session 4

KATA TUNJUK TEMPAT
KOKO, SOKO, ASOKO
KOCHIRA, SOCHIRA, ACHIRA


Kosa Kata :

ie (rumah)
heya (kamar)
niwa (halaman)
ima (ruang tamu)
daidokoro (dapur)
otearai (kamar kecil)
kooen (taman)
resutoran (restoran)
koojoo (pabrik)
gakkoo ( sekolah)
daigaku (kampus)
toshokan (perpustakaan)
ginkoo (bank)
yuubinkyoku (kantor pos)
byooin (rumah sakit)
kaisha (perusahaan)
jimusho (perkantoran)
jimushitsu (ruang kantor)


koko : (di) sini
soko : (di) situ
asoko : (di) sana

kochira : (ke) sini
sochira : (ke) situ
achira : (ke) sana


Koko, soko, dan asoko adalah kata tunjuk untuk menunjukkan tempat atau letak sebuah benda, sedangkan kochira, sochira, dan achira, umumnya digunakan bukan hanya untuk menunjukkan tempat, tetapi juga arah. Kochira, sochira, dan achira bisa pula sebagai bentuk kata tunjuk sopan dari koko, soko, dan asoko.

Penggunaan kata tunjuk seperti diatas sama dengan kata tunjuk benda kore, sore, dan are pada "Session 2" sebelumnya.

Contoh 1 :

A = Hon wa doko desu ka. (Buku di mana?)
B = Hon wa asoko desu. (Buku di sana.)

Contoh 2 :

Watashi no ie wa koko desu. (Rumah saya di sini.)

Contoh 3 :

Soko wa toire desu ka. (Apakah di situ toilet?)

Pada Contoh 1, B menjawab asoko karena benda yang ditunjunkkan jauh dari A dan B. Contoh 2 mengilustrasikan bahwa pembicara, yaitu watashi, menunjukkan rumahnya, misalnya menggunakan peta atau foto. Sebaliknya, Contoh 3 menggambarkan bahwa letak "toilet" lebih dekat dengan orang yang diajak bicara. Oleh karena itu, pembicara menggunakan kata tunjuk tempat soko.


Sekian "Session 4" kali ini.. Hufh.! lagi2 cuma sedikit.. tapi gpp.. yg penting manfaatnya.. hehe.. Jangan lupa.. seperti biasa... Jika ada kekurangan/kesalahan. kritik & Saran silakan kasih komen atau email saya ke : da_ns_91@yahoo.com atau yuki_no_inu@hotmail.com . Mohon maaf jika cuma sedikit..! Gomenasai..


Session 3

KATA TUNJUK BENDA
KONO, SONO, ANO

Kosa Kata :
ashi (kaki)
okane (uang)
tokei (jam)
booshi (topi)
kagi (kunci)
keitai denwa (telpon genggam)
tegami (surat)
omocha (mainan)
kutsu (sepatu)
sandaru (sandal)
megane (kacamata)
nekutai (dasi)
yoofuku (pakaian)
shatsu (kemeja)
hito (orang)


Kata kono, sono, dan ano artinya sama dengan kore, sore, dan are, hanya berbeda dalam penggunaannya.

Dalam bahasa jepang, bila ingin mengatakan "Ini buku", maka akan berbeda dengan frase "Buku ini".

Contoh :

1. Ini buku = Kore hon desu
2. Buku ini... = Kono hon wa...

Kalimat (1) sebagai sebuah kalimat yang terdiri atas subjek (kore) dan predikat (hon), sedangkan contoh (2) merupakan frase yang terdiri atas "buku" dan "ini" sebagai kata tunjuk.

Perhatikan contoh lengkapnya berikut :

1. Kore wa hon desu. (Ini buku)

2. Kono hon wa watashi no desu. (Buku ini punya saya)

3. Sore wa kaban desu. (Itu tas)

4. Sono kaban wa dare no desu ka. (Tas itu punya siapa?)

5. Are wa jidoosha desu ka. (Apakah itu mobil?)

6. Ano jidoosha wa Nihon no jidoosha desu ka. (Apakah mobil itu mobil Jepang?)


Dalam contoh2 tersebut terdapat kata "No". "No" ada partikel (penanda) untuk menyatakan :

1. "No" berarti kepunyaan. Susunannya terbalik, yaitu di belakang kata gantinya.

Watashi no = punya saya
Anata no = punya kamu
Kanojo no = punya dia (perempuan)
Sensei no = punya Pak Guru

Demekian pula, susunannya dalam contoh kalimat berikut :

Watashi no hon = buku (punya) saya
Anata no kaban = tas (punya) kamu
Kare no enpitsu = Pensil (punya) dia(laki2)


2. "No" bisa mengandung nuansa makna "dari" atau "berasal". Letaknya di antara kata benda atau kata tempat, tidak bisa diikuti (mengikuti) kata kerja, misalnya "datang dari..." (Ini tidak bisa). Perhatikan contoh berikut :

Unpad no gakusei = Mahasiswa (dari) Unpad
Nihon no jidoosha = Mobil (dari) Jepang


3. "No" mengandung nuansa makna sebagai "bagian dari". Contoh :

Tsukue no ashi = kaki meja
Kyooshitsu no isu = kursi kelas
Ie no niwa = halaman rumah
Jidoosha no taiya = ban mobil

Ashi (kaki) bagian dari tsukue (meja)
Isu (kursi) bagian dari kyopshitsu (kelas)
Niwa (halaman) bagian dari ie (rumah)
Taiya (ban) bagian dari jidoosha (mobil)

Begitulah pemakaian dan makna dari kata "No". Kita kembali ke "kono, sono, ano".

Jadi, kalau kita ingin mengatakan buku ini, maka tidak bisa hon kore atau hon kono (seperti bahasa jawa yach.!). Frase yang betul adalah kono hon, bukan kore hon.

Perhatikan contoh-contoh berikut :

1. Ano hito wa watashi no sensei desu.
(Orang itu dosen saya.)

2. Sono kaban wa dare no desu ka.
(Tas itu punya siapa?)

3. Kono tokei wa otoosan no desu.
(Jam ini punya ayah.)

4. Sono tegami wa imooto no desu.
(Surat itu punya adik.)

5. Ano keitai denwa wa sensei no desu.
(Telepon genggam itu punya Pak Guru.)

Ingat..!!

BUKU INI.. menjadi KONO HON..

kalau INI BUKU menjadi KORE WA HON DESU.



Session 2

KATA TUNJUK BENDA
KORE, SORE, ARE

Kosa Kata :

hon (buku)
kaban (tas)
enpitsu (pensil)
keshigomu (penghapus)
kami (kertas)
tsukue (meja)
isu (kursi
jisho (kamus)
pen (bolpoin/pulpen)
zasshi (majalah)
shinbun (koran)
jitensha (sepeda)
jidoosha (mobil)
nan (apa)
megane (kacamata)

Dalam bahasa Jepang, kata untuk menunjukkan benda ada tiga cara, yaitu :

kore (ini) -> untuk menunjukkan benda yang dekat dengan pembicara
sore (itu) -> untuk menunjukkan benda yang jauh dari si pembicara, tapi dekat dengan lawan bicara
are (itu) -> untuk menunjukkan benda yang jauh dari si pembicara maupun lawan bicara

Contoh :

1. Kore wa kaban desu. (Ini tas)
2. Sore wa shinbun desu ka. (Apakah itu koran?)
3. Are wa nan desu ka. (itu apa?)


Jadi, jangan salah jika kita ingin menunjuk suatu benda. Karena ada tata bahasanya.

No comments:

Sosialisasi Akademi Komunitas Negeri Prabumulih

A kademi Komunitas Prabumulih menampakkan geliat perkembangannya, terlihat antara lain dari minat masyarakat terhadap akn pra...